Shio, perbintangan, tarot, dll.
Dunia ramal-meramal sepertinya memang tak jauh dari kehidupan kita. Tak perlu
susah mencari, kita banyak menemui yang semacam ini di majalah dan berbagai
media massa lain. Ramalan dan prediksi yang berkaitan dengan asmara dan
peruntungan seolah memberi pesona tersendiri yang tidak bisa kita tolak.
Bahkan, ada diantara kita yang secara khusus mendatangi ahli ramal untuk itu.
Pertanyaannya sekarang,
bagaimanakah hukum hal-hal seperti ini dalam islam?
Allah berfirman dalam Al-Qur’an : “Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui
(dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok” (Luqman 31;34)
Berdasarkan firman diatas, kita
bisa menyimpulkan bahwa sebenarnya hara hukumnya bagi kita untuk percaya pada
hal-hal seperti ramalan, apalagi brkonsultasi dengan tukang ramal. Sebagai
seorang muslim kita yakin bahwa hanya Allah SWT yang mengetahui hal-hal yang
sifatnya tak terlihat (ghaib). Pengetahuan yang benar dan lengkap tentang masa
depan umat manusia hanya dimiliki Allah semata.
Sheikh Ahmad Kutty, pengajar senior dalam ulama islam di Institut
Islam Toronto, Kanada, menjelaskan. Meramal bukan ilmu pengetahuan, hal itu
hanya sekedar tebakan dan spesikulasi akan masa depan. Sama sekali tidak berdasar
pada ilmu pengetahuan. Berbeda tentunya dengan prediksi cuaca atau meletusnya
gunung berapi, yang didasarkan pada penelitian dan observasi yang bersifat
ilmiah, dan bukan asal tebak. Islam menentang ramalan, sama sepert islam
menentang takhayul dan praktek lain yang irasional.
Nabi Muhammad SAW telah
mengingatkan kita semua akan praktik-praktik semacam itu, berliau bersabda: “Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal
(termasuk tukang ramal lewat tangan, membaca kartu tarot dll) lalu mempercayai
apa yang dia ramalkan, maka ia telah kufur terhadap wahyu yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad)
Karena meramal berarti membicarakan
hal-hal yang ghaib (hal-hal yang diketahui oleh Allah SWT) maka hal tersebut sangat
bertentangan dengan tauhid dalam isla m yang mana tauhid itu sendiri adalah
dasar dalam islam. Banyak pula ‘penyakit’ yang akhirnya dihubung-hubungkan
dengan ilmu ramal dan sebagainya, hal ini bisa menyebabkan rasa malas dan
pasrah pada manusia. Mendorong ihak tertentu memanfaatkan orang yang gampang
percaya dan akhirnya mudah untuk ditipu. Salah sat doa Nabi Muhammad SAW adalah
: “Ya Allah, jauhkan saya dari sifat
kikir, tidak berdaya, malas dan pengecut.”
Beliau juga bersabda “Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal
lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima sholatnya selama
40 hari” (HR Muslim)
Mengetahui infromasi di atas,
hendaknya kita bisa kembali memperbaiki sudut pandang kita mengenai dunia
ramalan. Benar atau tidaknya tindakan kita selama ini telah kita lakukan.
Selain itu, mengenai adanya ramalan atau prediksi kiamat di tahun-tahun
tertentu, kita juga harus bisa pandai-pandai menyikapinya. Seperti fenomena
kiamat 2012. Boleh bagi kita untuk waspada mengenai prediksi adanya badai
matahari di tahun-tahun itu, mengingat dasarnya adalah penelitian dan observasi
yang matang. Dan sifatnya masih berupa prediksi bencana. Namun, rasanya kurang
bijak jika kita mempercayai prediksi datangnya kiamat, karena dasarnya hanya
berupa tebakan semata seperti halnya ramalan-ramalan. Semoga Allah selalu
menjaga kita dari segala hal yang akan menjauhkan kita dari-Nya.
Ammmiiiiiiinnnnnn…….
No comments:
Post a Comment