Monday, March 2, 2015

RAMALAN DALAM SUDUT PANDANG ISLAM


Shio, perbintangan, tarot, dll. Dunia ramal-meramal sepertinya memang tak jauh dari kehidupan kita. Tak perlu susah mencari, kita banyak menemui yang semacam ini di majalah dan berbagai media massa lain. Ramalan dan prediksi yang berkaitan dengan asmara dan peruntungan seolah memberi pesona tersendiri yang tidak bisa kita tolak. Bahkan, ada diantara kita yang secara khusus mendatangi ahli ramal untuk itu.
Pertanyaannya sekarang, bagaimanakah hukum hal-hal seperti ini dalam islam?
Allah berfirman dalam Al-Qur’an : “Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok” (Luqman 31;34)
Berdasarkan firman diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa sebenarnya hara hukumnya bagi kita untuk percaya pada hal-hal seperti ramalan, apalagi brkonsultasi dengan tukang ramal. Sebagai seorang muslim kita yakin bahwa hanya Allah SWT yang mengetahui hal-hal yang sifatnya tak terlihat (ghaib). Pengetahuan yang benar dan lengkap tentang masa depan umat manusia hanya dimiliki Allah semata.
Sheikh Ahmad Kutty, pengajar senior dalam ulama islam di Institut Islam Toronto, Kanada, menjelaskan. Meramal bukan ilmu pengetahuan, hal itu hanya sekedar tebakan dan spesikulasi akan masa depan. Sama sekali tidak berdasar pada ilmu pengetahuan. Berbeda tentunya dengan prediksi cuaca atau meletusnya gunung berapi, yang didasarkan pada penelitian dan observasi yang bersifat ilmiah, dan bukan asal tebak. Islam menentang ramalan, sama sepert islam menentang takhayul dan praktek lain yang irasional.
Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan kita semua akan praktik-praktik semacam itu, berliau bersabda: “Barangsiapa yang mendatangi seorang peramal (termasuk tukang ramal lewat tangan, membaca kartu tarot dll) lalu mempercayai apa yang dia ramalkan, maka ia telah kufur terhadap wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad)
Karena meramal berarti membicarakan hal-hal yang ghaib (hal-hal yang diketahui oleh Allah SWT) maka hal tersebut sangat bertentangan dengan tauhid dalam isla m yang mana tauhid itu sendiri adalah dasar dalam islam. Banyak pula ‘penyakit’ yang akhirnya dihubung-hubungkan dengan ilmu ramal dan sebagainya, hal ini bisa menyebabkan rasa malas dan pasrah pada manusia. Mendorong ihak tertentu memanfaatkan orang yang gampang percaya dan akhirnya mudah untuk ditipu. Salah sat doa Nabi Muhammad SAW adalah : “Ya Allah, jauhkan saya dari sifat kikir, tidak berdaya, malas dan pengecut.”
Beliau juga bersabda “Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima sholatnya selama 40 hari” (HR Muslim)
Mengetahui infromasi di atas, hendaknya kita bisa kembali memperbaiki sudut pandang kita mengenai dunia ramalan. Benar atau tidaknya tindakan kita selama ini telah kita lakukan. Selain itu, mengenai adanya ramalan atau prediksi kiamat di tahun-tahun tertentu, kita juga harus bisa pandai-pandai menyikapinya. Seperti fenomena kiamat 2012. Boleh bagi kita untuk waspada mengenai prediksi adanya badai matahari di tahun-tahun itu, mengingat dasarnya adalah penelitian dan observasi yang matang. Dan sifatnya masih berupa prediksi bencana. Namun, rasanya kurang bijak jika kita mempercayai prediksi datangnya kiamat, karena dasarnya hanya berupa tebakan semata seperti halnya ramalan-ramalan. Semoga Allah selalu menjaga kita dari segala hal yang akan menjauhkan kita dari-Nya.

Ammmiiiiiiinnnnnn……. 

No comments:

Post a Comment

author
Gina Lutfiana Azmi
Student of Junior High School 1 Tulungagung