Wanita (istri) yang sholehah
merupakan sebaik-baik dan semulia-mulia gelar yang diberikan kepada wanita
kekasih Alloh. Seorang wanita, secara
kodrat akan menjadi seorang istri. Seorang istri yang sholehah, memiliki
sifat-sifat diantaranya penuh dengan kasih sayang, melayani suami, menjaga
rahasia-rahasia suami, pandai mensyukuri segala pemberian dan kebaikan dari
suami, dll. Ada kisah yang menggambarkan kesetiaan seorang istri, adalah kisah
Nabi Ayub as.
Pada suatu hari, seluruh malaikat
berkumpul membicarakan mahluk Alloh, mengenai ketaatan manusia dan maksiatnya,
keburukan manusia dan kebaikannya. Akhirnya semua Malaikat itu memutuskan
dengan sebulat suara bahwa Nabi Ayub lah di kala itu manusia yang paling baik
di atas dunia, yang paling banyak ibadahnya kepada Alloh dan yang paling tinggi
keimanan dalam dadanya. Dengan harta kekayaan yang banyak, anak keturunan yang
banyak pula dia tidak pernah sekali pun terlambat beribadah dan bersujud kepada
Alloh.
Mendengar keputusan Malaikat itu,
iblis ingin menjalankan siasat kotornya. Iblis tak sudi kalau ada manusia di
muka bumi ini tebal imannya kepada Alloh, sempurna ibadah dan syukurnya. Iblis
pun menghadap ke hadirat Alloh, lalu berkata" Ya, Tuhan! hamba Mu yang
bernama Ayub itu bukan lah beribadah menyembah Engkau, bukan bersyukur memuji
Engkau. Ibadah dan syukurnya itu hanya karena hartanya yang banyak,
keturunannya yang cukup. Dia menyembah Engkau itu hanya agar Engkau menambah
harta dan keturunannya." Iblis pun meminta restu Alloh agar diijinkan
untuk merampas semua yang dimiliki Nabi Ayub, harta maupun keturunan nya.
Dan Alloh pun mengijinkan Iblis
untuk melenyapkan semua kenikmatan yang dimiliki Ayub, mulai dari menghancurkan
semua hartanya, membunuh semua keturunan nya. Selain itu, iblis juga meniupkan
kepada nabi ayub semacam penyakit yang berbahaya, yang membuat nabi ayub sakit,
terhampar di tampat pembaringannya. Semakin hari penyakit itu semakin parah,
dan tubuh nabi semakin kurus, dan semakin tidak berdaya. Bertahun-tahun dalam
kesakitan nya, tubuh nabi Ayub semakin
memperihatinkan. kawan-kawan nya mulai meninggalkan dia, semua orang menjauhi
dia, kecuali yang tersisa hanya tinggal sang istri seorang, yang bernama
Rahmah.
Istri yang setia itu dengan tak
kenal penat, melayani Nabi Ayub yang sedang sakit dengan segala kasih sayang
dan susah-payah nya. Segala penyakit yang diderita Nabi Ayub seakan-akan dia
sendiri ikut menderita nya pula. Nabi Ayub dihibur dan diladeni nya, hal mana
menunjukkan keimanan seorang istri yang kuat dan teguh, yang tidak kalah pula
dengan keimanan suaminya sendiri. Mereka berdua mengalami penghinaan dari
orang-orang sekitar tempat tinggal mereka, hingga mereka diusir dari kampung
tempat mereka tinggal. Padahal kondisi Nabi Ayub sedang tidak bisa apa-apa, dan
dengan segenap tenaga yang ada, istri yang setia itu memangku dan
menggendongnya dibawa ke luar kampung dan tinggal di sebuah pondok yang tidak
berpenghuni.
Di sanalah Nabi Ayub dan istri nya
menganggungkan derita lahir dan batin, dengan penuh kesabaran dan keimanan yang
tidak pernah berkurangan. Untuk penghidupannya, rahmah terpaksa bekerja
memotong-motong roti pada seorang pedagan roti. Setiap petang dia pulang
mendapatkan suaminya, dengan membawa beberapa potong roti yang dihadiahkan
orang kepadanya. Tetapi setelah orang ramai tahu, bahwa rahmah itu adalah istri
Nabi Ayub, maka pedagang roti itupun tidak membenarkannya bekerja lagi sebagai
tukang potong roti. Dalam ketidakpunyaan, rahmah tetap berjuang mencari
pekerjaan untuk penghidupan mereka. Setiap hari rahmah pulang dan membawa
sepotong roti dan air minum. Lama kelamaan Nabi Ayub curiga darimana sepotong
roti itu berasal. Setelah ditanya, ternyata rahmah memperoleh uang untuk
membeli makanan dengan cara menjual rambut nya yang indah, hingga gundul sama
sekali. Seketika itu Nabi Ayub menangis melihat kondisi istrinya seperti itu.
Kemudian berkatalah rahmah,"Janganlah engkau menangisi rambutku yang sudah
hilang. Ketahuilah bahwa rambut itu akan tumbuh kembali dan mungkin akan lebih
indah dari yang sudah hilang itu."
Demikianlah katanya menghibur suaminya.
Dan sampai pada akhirnya karena
keimanan Nabi Ayub yang sangat kuat, dan kesabaran yang luar biasa
dilmilikinya, Nabi Ayub kembali memiliki apa yang pernah ia miliki sebelum
mendapat cobaan dari Alloh. Harta benda nya kembali, dan keluarga nya juga
kembali, bahkan mereka kini lebih bahagia dari sebelumnya.
Dari kisah Nabi Ayub diatas, bisa
kita ambil hikmah tentang kesetiaan seorang istri kepada suaminya. Rahmah
adalah seorang istri yang selalu melayani suami dengan penuh kasih sayang dalam
suka maupun duka. Dengan penuh kesabaran ia merawat dan melayani suami nya. Tak
pernah ada rasa keluh kesah yang iterlontar dari ucapannya kepada Nabi Ayub.
Semua cobaan dia hadapi dengan peuh kesabaran, walau sebesar apapun cobaan itu.
Dan Rahmah telah membuktikan nya.
No comments:
Post a Comment